Rekan Santi,
argumen ini termasuk sudah sering dibahas. Masalah brain drain vs brain gain lagi; pendapat saya dari dulu sampai sekarang tidak berubah, kita lebih butuh membangun network orang Indonesia yang kokoh di dalam dan luar negeri. Masa Indonesia bisanya cuma mengeskpor TKI dan TKW buat kerja parodi doang di negeri orang?
Justru kita harus genjot ekspor tenaga kerja ahli, profesional, dan intelektual dari Indonesia! Orang Indonesia harus bisa jadi orang besar dan sukses di negeri orang, supaya mereka2 ini bisa mudah memeras ilmu pengetahuan dan pengalaman di negeri orang langsung dari sumbernya, dan apa yang sudah mereka dapat tinggal disalurkan pada kolega2-nya di Indonesia. Networking seperti ini menurut saya jauh lebih efektif dalam membangun bangsa Indonesia daripada setelah pulang orang2 ini malah tersia-siakan dan terputus dengan perkembangan mutakhir di negara2 maju.
Jangan salah, rekan Santi. Justru kita harus tiru orang2 luar negeri yang mau bersusah-payah jadi expatriat di Indonesia. Mereka2 ini terhubung erat dengan networking dari negara mereka berasal. Jadi sangat salah besar kalau orang Indonesia di luar negeri anda samakan sebagai kuli yang lupa tanah air sendiri. Janganlah kita bersikap seperti katak dalam tempurung. Lihat orang2 China dan India perantauan di negeri orang, justru pemerintah mereka sangat amat menghargai warga negaranya yang mau berjuang mengembangkan potensi diri mereka di negeri orang. Pemerintah India malah sampai memfasilitasi kemudahan birokrasi orang2 India perantauan di negeri orang sampai EMPAT GENERASI berikut agar mereka bisa lebih mudah terhubung dengan negeri India. Bahkan di India sekarang sudah ada perayaan hari komunitas Non-resident Indian segala setiap tanggal 9 Januari. Silakan baca Wikipedia kalau tidak percaya:
http://en.wikipedia.org/wiki/Non-resident_Indian_and_Person_of_Indian_Origin
Membangun negeri dengan ‘memaksa’ semua orang Indonesia pulang balik adalah suatu kesalahan besar (kecuali kalau MEMANG beasiswanya sudah terikat kontrak untuk balik ke negara Indonesia). Ini abad ke-21 loh, era globalisasi! Dan terus terang, pemerintah Indonesia sekarang juga sepenuhnya mendukung agar orang2 Indonesia di luar negeri terus mengejar prestasi dan menjadi orang sukses di negeri orang. Saya sempat bincang2 dengan dubes Indonesia di Amerika Serikat, yaitu pak Dino Patti Djallal. Beliau sependapat bahwa sudah saatnya kita membangun brain bank dari diaspora bangsa Indonesia di luar negeri. Kalau tidak percaya, silakan baca surat terbuka dari Pak dubes disini:
http://www.indonesiahouston.net/Surat_Terbuka_Dubes_DPD_kepada_Masyarakat.pdf
Model pembangunan usang macam restorasi Meiji Jepang abad ke-19 itu sudah tidak pas diterapkan pada abad ke-21. Justru kita harus tiru pembangunan berbasis networking ala China dan India pada era globalisasi ini! Tapi kalau Santi tidak mau membuka mata dan mengikuti perkembangan zaman (bahkan menyama-ratakan orang Indonesia di luar negeri bisanya cuma enak2 hujan emas sebagai kuli), yah Frank tidak akan memaksakan pendapat. Saya doakan agar anda berhasil dengan pembangunan Indonesia dari dalam, dan kami ‘kuli-kuli di negeri orang’ juga akan terus berjuang membangun Indonesia dari luar.
Maju, laskar beasiswa!
Frank
— In beasiswa@yahoogroups.com, santi chovarida
>
> dear frank,
>
> wah,,,setiap orang pasti punya banyak argumen atas semua tindakannya. saya sendiri blm pernah menikmati nyamannya sekolah dgn beasiswa. tapi kalau semua teman2 yang sudah menikmati beasiswa entah darimana sumbernya berpikiran seperti anda, tidak punya idealisme yang sama seperti ketika akan mengejar beasiswa itu, tentu bangsa ini akan tetap terpuruk.
> emang sich, rumput tetangga jauh lebih hijau, sekarang saja di bali atau dibeberapa daerah di indonesia yang menjadi destinasi wisata, lebih banyak orang luar yang mengembangkannya…mereka menguasai pulau yang dijadikannya resort, darisanalah mereka lebih kaya dari kalian yang mengabdikan diri dibangsa mereka untuk menjadi kuli dinegeri orang.
> bangun indonesia, buka lapangan kerja diindonesia, seberat apapun kalau semua bertekad tentu mimpi bukan hanya mimpi, buka mata kalian, ibu adik perempuan kalian jadi TKI dinegara orang, disiksa, diperkosa dan dikejar2.
>
> Â
> Santi Chovarida
> Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali
> Jl Tjok Agung Tresna No.8 Denpasar
> Telp. 0361 222498 Fax. 0361 261000
> Hp 081 332 532 877
————————————
INFO, TIPS BEASISWA, FAQ – ADS:
http://id-scholarships.blogspot.com/
===============================
INFO LOWONGAN DI BIDANG MIGAS:
http://www.lowongan-kerja.info/lowongan/oil-jobs/
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.comYahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
beasiswa-digest@yahoogroups.com
beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/